Direkt zum Hauptbereich

Posts

Es werden Posts vom 2021 angezeigt.

Tentang Pikir

Waktu tak pernah bisa kembali tuk memutar setiap memori hanya ruang semu yang tertahan dan menjadi utopis hari esok adalah satu masa yang tak bisa kau ketahui dan perasaan akan membawa pada kekhawatiran pikir akan selalu meluas sampai ia kan tumpul dengan sendirinya perlahan ia patahkan logika padanya terhempas angin dan menghilang

Tentang Kamu

Tentang aku yang terbawa Pada suasana Terefleksikan Sebab dari kognisi Sinkron Sebuah perasaan Yang bersumber dari kamu Tentang aku yang mempunyai rasa Sebab dari romansa Pada titik tak menentu Berubah menjadi bunga yang mekar Dan perlahan makin berkembang Hanya aku dan kau Dan tentang kita pada hari ini Aku tak peduli tentang Apa apa yang terjadi pada esok Untukku semua sederhana Rasa telah tumbuh hari ini Walau besok ia kan mati Aku tak peduli Mungkin aku harus bersiap Mencarinya kembali Bukankah kita berada dalam garis filosofi yang sama Hidup adalah tentang pencarian Serta perjalanan Yang akan membawa kita Pada pertanyaan yang takkan kunjung terjawab Dan perjalanan yang tak pernah berhenti Sampai kita menemukannya dan berhenti Dan untuk sementara Aku berhenti Saat semua hanya tentang kamu

Desember

  Aku kembali pada Satu perjalanan Yang membawaku Pergei berkelana Mencari makna Perjalanan yang terselimuti Pada perbedaan dan persamaan Di penghujung tahun Yang selalu dirindukan Kelabu datang Mengiringi sendu yang berdawai Pada lagu yang kuputar Bersama secarik kertas dan pena Aku tersenyum dengan sendirinya Mengingat memori yang telah berlalu Dengan rasa syukur yang melambung Atas desember yang aku punya

Tentang Dewasa

  dan lagi  kini aku berdiri dan tengah terjebak dalam keramaian terasing dengan sendirinya dan tak tahu menanyakan kesungguhan tentang siapa diri ini percakapan singkat pada dimensi jua imajinasi terusik dan membawa gelisah  tak berujung tentang menjadi dewasa dengan kerumitan yang tak pernah bertepi membawa pada satu yang tak tergambarkan memberikan ilusi berwujud nyata

Cinta adalah kata

  dan ini bukan hanya saja tentang satu kata yang terasa mudah dilafalkan tetapi sulit untuk dijelaskan dan bertindak atas dasarnya permainan kata cinta yang membutakan secara nyata mungkin tidak akan berlaku lagi pada jenjang kedua, ketiga atau kelima dan mungkin cinta akan bermetamorfosa menjadi sesuatu yang berbeda berubah menjadi bentuk kata lain dan bermaknakan sesuatu hanya dengan ungkapan yang tak sama

Tidak Semua

  Tak semua cerita kau lalui Berjalan seperti dongeng Yang berakhir sama Senyum yang menautkan bahagia Tak semua rasa Berhenti pada hati yang tepat Terkadang logika mengalahkannya Membiarkannya terombang-ambing Mencarikan sesuatu yang tak pasti Tak semua sama seperti aku Tertegun acapkali Bertemu rangka kata-kata Tuk kesekian kali  Menampar dengan tanya yang sama

Tidak Tau

  Kembali merenung Terjebak bersama pikiran Mengakar jauh berkontemplasi Membiarkan nafas naik turun dengan sendirinya Terakhir ku tuntaskan sebuah tulisan kaku dalam sebuah catatan sederhana bercerita tentang sajak rindu Rindu yang membawaku  menuju dimensi waktu Dan menggiring aku berputar pada lagu sendu Aku tau, kamu tidak tau Apa yang ingin kita tau Biarkan saja semua menjadi semu Sebab kita berdiri pada ujung waktu Yang terdiam, sunyi di hari sabtu

Persimpangan

  Kutemui keraguan dipersimpangan Dalam setengah perjalanan Yang mempertemukanku dengan teman lama Ragu yang tersipu malu Menepi dan sejenak singgah Menghentikan sementara Apa yang tengah melaju Perlahan berhenti Aku yang tengah mencari Tampak terrhalang kebingungan Yang membentengi semua harapan Seolah tak terlihat lagi Sampai akhirnya aku merenung Haruskan perjalanan ini tak ku lanjutkan Berakhir di persimpangan Yang tak bertuan

Bagaimana Jika Jodohmu Adalah Kematian?

  Bagaimana jika Jodohmu ternyata adalah kematian? Bertemu dengan pujaan Pada hari yang sebenarnya kau tunggu Ia adalah nyata Bahwa hari itu menjadi hari terakhirmu Bagaimana jika ternyata Jodohmu adalah kematian? Seketika hilang sudah Bayangan akan seorang yang rupawan Yang kan menemanimu Sampai salahsatu Menjemput penghujung takdir Bagaimana jika Jodohmu ternyata adalah kematian? Akankah kau bersiap menemuinya? Sama halnya seperti janji yang kau ucapkan Memantaskan diri demi jodohnya Yang kau pikirkan bukankah ia cerminan diri? Bagaimana jika ternyata Jodohmu adalah kematian? Atau kau hanya tak peduli Dan yang kau pikirkan hanya hanya delusi Ketakutan yang kau temukan Hanya ketakutan Bagaimana jika Jodohmu itu kematian? Yang menjemputmu dengan pasti Sampai pada detik jam kau berhenti Tapi tidak tampak raut bahagia Dari wajahmu yang kering itu Meski ia s ambut kau dengan senyum

Kembali

  Pergi menjauh Menghilang dari sebab  Mencari solusi pada akibat Menanamkan paham yang ditunggu Seketika memori perlahan melaju Membawakan semangkuk santapan Yang lagi-lagi bersama tanya pada menu utama Alam memberikan waktu Membiarkan napas perlahan menghirup udara dan menghempas jauh membuang penat sampai tak berujung

Logika Dangkal

  Aku masih tetap berdiri Terjebak diantara lingkaran Yang kusebut dosa Terasa jelas untuk dibaca Pikiran itu menautkan Hiruk pikuk yang selalu sama Terkubur dari sebab rutinitas Kepada arah yang tak jelas ujungnya Lagi-lagi aku terdiam Menyesali akal yang tak sehat Bukan tak paham akan makna yang ada Hanya logika yang selalu menjadi dangkal

Dejavu

  aku tak pernah mendapat pertanyaan yang sesulit kau ajukan saat ini senyum hangat yang berubah menjadi kaku menciptakan kesunyian diantara dua cangkir kopi malam akan terasa panjang dan dialog hangat perlahan membeku diantara angin malam yang kadang menyapa kita berdua termenung mencari kata dan kita ada pada kecanggungan seolah tak pernah mengenal sebelumnya terasa asing dengan pikir sesaat yang baru akan diterka-terka

Dialektika

  Rumpang Terselipkan kata dan tak pernah terkira Pada halaman yang dibaca Mengisikan pikiran  Saat sedang penuh tanya Berdenting Notasi dan irama sejalan Menggenapkan air hujan yang turun Melewati bumi dan proses lainnya Menghela Menarik napas dan berkontemplasi Meluruskan pikir yang tengah patah Mengahantam ribuan kata yang berpola

Siapa Dia?

  Lagi dan lagi Waktu membawaku pada masa Dimana pikir menggambarkan Sesuatu yang menjadi pertanyaan selama ini tentang siapa dia Hanya satu yang aku yakini Tuhan tak pernah membiarkanku sendiri Dan aku lantas tak pernah berdoa padanya Untuk menghilangkan kebuntuanku Tapi aku percaya ia selalu menguatkanku Dari setiap masa demi masa Perjalanan yang harus aku tempuh Entah kemana dan seberapa jauh lagi Untuk menemukan ia Yang dicari Pertanyaanku sederhana Siapa dia? Dan dimana keberadaannya? Apakah aku akan dapat petunjuknya? Atau mungkin tidak sama sekali? Sesuatu menggiringku pada opini Percaya pada menjemput takdir Untuk mencari dan mencari Dan sesuatu lainnya berkata Kau tak perlu mencari Nanti ia kan kau temukan pada jalanmu Hanya tentang waktu Dan jalan yang kau pilih

Akal Sehat

Manusia bertumpu pada pikiran Refleksi dari akal Proyeksi atas respon Dari reseptif yang berkembang menjadi perspektif Asumsi dan logika Dua produk yang berlawanan Sebagai bagian dari Apa itu nalar Terkadang Kita berjumpa Akal sehat yang sedang terawat Entitas dari hukum kausal Yang memantik tuturan yang baik Tapi tak ayal Pikir kadang sempat menjadi tumpul Tak terasah Logika hilang dan semua rasa Seketika gundah Tak menungkap tabir yang tertara

Move On

Hidup adalah perjalanan Itu mungkin definisi pada sebagian yang mengartikan  bahwa perjalanan merupakan rangkaian yang bertujuan Hidup adalah persinggahan Makna lain bagi setiap bagian filosofis yang diartikan bahwa semua yang fana  tidak berada pada keabadian Hidup mungkin rumit Semua beriringan dengan pertanyaan Tentang bagaimana untuk semua itu Berjalan dengan baik baik saja Hidup mungkin konsep idealis yang memang diciptakan bagi kita untuk selalu menerima dan berterima sampai kita menemukan jawabannya Hidup itu tentang usaha bergerak untuk mencari dan mencari

Dan Kita

  Kita akan dihadapkan pada ketakutan dan selalu Kita akan dihadapkan pada kehilangan dan selalu Kita akan dihadapkan pada kegelisahan dan selalu Kita akan  dihadapkan pada masalah dan selalu Kita akan dihadapkan pada kesedihan dan selalu kita akan dihadapkan pada kerumitan lain dan kita perlu keberanian dan kita perlu kesabaran dan kita perlu kelapangan dan kita perlu kekuatan serta doa yang tulus

Kisah Pengembara

  Ini adalah kisah Tentang seseorang yang telah menemukan Ceritanya sendiri Selepas perjalanan panjang Yang ia tempuh Dan menelusuri ribuan pertanyaan Yang mengaung dalam pikirnya   Setiap hari ia membuka jendela dengan senyuman Berharap mentari menyapanya Meskipun terkadang Yang ia temukan hanya mendung Tidak ada mentari pada paginya   Ia mendapati lelah dan kegelisahan Pada jalan pencariannya Yang ia sendiri pikir Bahwa tidak akan pernah ada ujung Sampai ia menemukan cahaya Dibalik gelapnya rasa Hampir ia terbujur kaku dengan putus asa Dan penderitaanya   Hingga akhirnya Dia menemukan hari Yang tak pernah ia sangka-sangka Perjalanannya telah terhenti Pada titik tertentu   Ia menutup kisah dengan sendirinya Dan ia menyangkal bahwa kisahnya telah berakhir Kali ini ia tengah bersiap Pada perjalanan Dan pencarian lain Sampai ia berhenti Dan menutup akhir ceritanya Untuk kisah yang baru

Hari Ini

Manusia Ia berarti dinamika Bergerak setiap hari Mencari makna dan makan Kata Terucap pada rangkaian kalimat Tersusun dengan rapi Mengungkapkan kiasan Rupa Suatu yang tampak terlihat Menyembunyikan hal yang sebenarnya Tentang apa dan siapa kita Sebenarnya hidup Merupakan perjalanan Menuju kebosanan yang tiada henti Bergairah untuk suatu mimpi dan seketika menyerah di lain mimpi dan hari ini Mata terbuka lebih lebar daribiasanya Perasaan memberikan waktu Untuk berhenti dan berjeda

Rumit

  Tentang sebuah rasa Yang tak pernah singgah Tentang sebuah perjalanan Yang tak pernah berujung Tentang sebuah pertanyaan Yang tak pernah ada jawaban Tentang sebuah pertemuan Yang tak pernah ada Tentang sebuah perpisahan Yang tak pernah diinginkan Tentang sebuah lagu Yang tak pernah seirama Tentang sesuatu Yang menjadi rumit

Filosofi Waktu

 Tentang waktu Ia adalah semua yang tampak Atau mungkin juga tidak Waktu adalah teka-teki Tentang pertanyaan dan jawaban Waktu adalah dimensi Sebuah ruang di masa lalu Atau masa depan Waktu adalah sebuah rasa tentang menerima dan tentang melepaskan Dan waktu adalah semua Tentang ketidaktahuan

Amnesia

Pikirku aku lupa Terjebak pada tipu daya dunia Mengerjakan apa apa Dengan satu alasan rahasia Aku pikir aku amnesia Kala selesai berbuat dosa Menyesal sesaat Menabiatkan dengan khilaf Mungkin saja aku pura pura lupa Meski Izrail datang setiap waktunya 70 kali setiap 21 menit menyapa Dan bisa saja menggenapkan semua

Fana

  Tenggelam di ujung jalan Menepi tak bertuan Tumbuh tanpa daun Menyepi dengan kata Tanpa rasa Hilang hanya sekejap mata Membiarkan angin berlalu Tak menyapa Aku tahu tentang fana Datang dengan senyum Mungkin kan sekejap Lalu pergi Meninggalkan bekas Dari waktu yang tak dapat berputar

Manusia Dungu

Manusia dungu Berkata dengan apa yang terlihat Hanya diam tanpa kepedulian dan bersembunyi dibalik keegoisan Manusia dungu Bercita-cita mulia Mati masuk surga Sementara hidupnya Hanya bekerja mengumpulkan dosa Manusia dungu Berpikir dirinya hebat Seolah pandai segalanya Tapi hanya bisa dalam angan yang kosong Dan itu si dungu Yang bernama aku

Bersembunyi Dibalik Waktu

  Aku terhenti, Terdiam sejenak dalam masa ketidaktahuan Terperangkap dengan banyak pertanyaan Dengan jawaban yang tak kunjung kutemukan Adalah kebodohan Yang mengakar Bentuk apatisme Bersembunyi seolah menjadi solusi Menjadi kawan lama Kembali dari tubuh yang terbelah Pagi berputar menjadi siang Kemudian petang dan malam Berganti dengan satu yang tak berbeda Hanya kebingungan yang tak berganti

Perjalanan

  Lalu lintas ramai menutupi kebingungan pada pencarian Aku yang berada di tengah titik jalan Menepi daripada kebisingan Mencoba mencari pikir lain dengan menyelam pada bacaan Menelisik kata tiap halaman Memahami makna dalam kata yang tertuang Aku pikir tanya hanya kutemukan Pada tanda bacanya saja Tapi ia mengandai di semua titik Perjalanan mengarahkanku pada satu sudut Seolah memberi ruang untuk jeda Menguraikan setiap buku yang kubawa Membiarkan kopi menjelajahi rongga

Djakarta

  Ibu kota Sang pembawa segalanya Bagi sebagian manusia yang menganggapnya Perwujudan pengabulan dari mimpi Djakarta Membawa lari manusia dengan segala mimpinya Menggiring bentuk makna opini Abstraksi dan semua yang berada disekelilingnya Tak ada tabu Semua hanya pilihan dalam cengkraman Atau pada pikiran yang mendasar Bahkan pada ego yang melambung

Senja di Menganti

  Lantas aku memulai perjalanan minggu lalu dengan pertanyaan yang selalu muncul tentang bagaimana dan apa tujuanmu itu sebenarnya. Pertanyaan yang terbawa pada perjalanan jauh, meskipun tidak lebih jauh dari perjalanan lainnya yang pernah aku rasakan. Perjalanan panjang yang menyenangkan, meskipun sebagian lainnya terlihat melelahkan. Namun, bukankah kita semua menyukai setiap perjalanan? Sepanjang apapun, selama apapun, perjalanan selalu membawa kita menuju hal baru yang membawa pada imajinasi berbeda. Perjalanan lain biasanya kerap mengantarku pada kata-kata yang kususun rapi menjadi sebuah puisi. Rangkai cerita dari apa yang terlihat dan dirasa dibalik episode pada alurnya. Lalu mengapa banyaknya kata yang tertanam itu tak mengalir menjadi bait-bait layaknya cerita di hari sebelumnya. Rasa itu hanya menjadi satu waktu yang diberi nama jeda. Jeda yang menjadi alasan atas tak kembalinya semua keramaian pemikiran dan perasaan. Diujung perjalanan minggu lalu itu, jalan mengajakku p...

Mencari Jawaban

  Mungkin aku masih harus terus berjalan lurus Sedikit berkelok Menukik dan menanjak Tuk menemukan garis akhir dimana aku harus berdiri   Mungkin aku masih harus membaca ratusan buku banyaknya Menelisik setiap lembar halaman yang kubuka Tuk menemukan jawaban yang tepat Dengan banyaknya tanya yang aku dapati   Mungkin aku masih harus menulis ribuan kata Merangkainya menjadi satu bagian yang utuh Tuk menemukan rupa kalimat atau frasa   Mungkin aku harus masih berjalan Sampai kutemukan jawaban

Percakapan Antara Ruang, Waktu, Rindu dan Aku

Ilustrasi Gambar: Google Aku tengah berdiskusi Bersama ruang dan waktu Berbicara mengenai rindu Bolehkah? Rindu yang baru saja pergi Tetibanya datang kembali Tanpa tak terduganya Dengan membawa cerita Aku rindu Atau mungkin kau Benar aku tengah rindu Tapi bukan berarti Kau tak boleh pergi Aku hanya ingin menuliskan puisi tentang rindu Membicarakan bagaimana ia menuntunku pada waktu  Masa yang tlah lalu dan entah berada di ruang yang mana Aku hanya rindu Saat kau menangis terisak bercerita dan bersandar pada pundak kiriku Lalu aku menyeka matamu dan berkata Tenang saja ada aku Aku juga rindu Saat aku berada di pundakmu Bertingkah laku layaknya seorang anak Yang berada dipangkuan ibunya Rindu mungkin ingin meminta waktu Memutar balikkan semua yang tlah lalu Tapi aku tahu Waktu mustahil sudi itu untuk itu Waktu hanya tertawa melihat itu Tidakkah kau sadar rindu Waktu ku bukan lagi tentang rindu Dan mengubah semuanya Waktuku ada untuk bagaimana nantinya Dan ruang hanya tersenyum Rindu...

Hi Malam

Hi malam Lama rasanya kita tak bersua Meski kau selalu datang Sekalipun aku tak menyambutmu lagi Bahkan tidak dengan membalasa senyummu Hi malam Semenjak terakhir kalinya Bercerita di teras rumah Mengutarakan banyaknya perkara Hi malam Mungkin kau rindu Atau mungkin aku yang rindu Hi malam Kau selalu datang membawa hujan Apa yang kau rasa Hanya dinginnya angin darimu Tanpa ada satupun kata Hi malam Aku tulis puisi ini untukmu Untuk waktu yang sangat aku nikmati Menatap lampu kota yang kau hamparkan Menyibat rembulan di tengah kerumunan awan hitam Hi malam Nanti aku cerita banyak hal lagi Hanya kau aku dan mungkin angin Menuliskan puisi sampai berpuluh puluh kali Atau mungkin banyak hal lainnya Hi malam Aku janji Nanti Kita bertemu lagi

Cerita Kegelisahan

  Sumber Gambar: Google Hujan mengetuk dibalik jendela Menghampiri untuk bertanya Tentang apa kabar soremu hari ini Apa semuanya baik saja?   Hari ini rintiknya membawa cerita pilu Bukan cerita tentang kesedihan Yang membawa pada perasaan Tidak karuan   Kali ini hujan membawa kegelisahan Mempertanyakan banyak hal Yang tak punya jawaban Tentang apa apa   Aku pikir hari ini Perasaanku dilanda banyak kebingungan Dari banyak perkara Yang mungkin belum sempat kuselesaikan Lantas datang menghantui

Tentang Rasa

  Dari aku yang sedang berjalan Menelusuri setiap ruang Dan jalanan Pada persimpangan ketidaktahuan   Perjalanan bersama sesuatu Yang tunggal dan semu Adalah suatu jalan Yang kusebut rasa   Mungkin rasa itu akan berubah Pada situasi yang ku jumpai Dan terangkumkan oleh kata Pada banyaknya halaman yang terguratkan   Sebagian rasa Dan sebagian rasa Mungkin terlihat sukar Untuk diartikan Karna mungkin itu rasa yang sedang kubaca   Namun mungkin saja Kata-kata itu akan mudah dibaca Bersama rasa yang berbeda Di halaman lain berikutnya

Salahkah Jika Aku Benci

Sumber Gambar: Google   Salahkah aku membencimu? Bahkan saat aku hendak memulai Aku takut akan rasa itu Aku bodoh   Maksudku hanya mencari perhatianmu Tidak dengan bermaksud aku menyebarkan Ujaran ujaran kebencian   Aku hanya merasa bahwa semua tidak adil Sebab yang kau katakan bahwa aku adalah orang Yang selalu ada pada sisi sebelahmu Tergantikan dengan dia yang kau mau   Aku lelah dengan mengalah Sampai pikirku kalap pada malam Membayangkan apa apa Yang tidak mestinya kau beritakan   Mungkin aku akan memulai membencimu Jika pikirku itu lebih baik Untuk tidak mencintaimu lagi Bahkan aku pikir apakah aku mencinta Pada dirimu yang sebenarnya tidak membalaskannya

Jeda

                                                                   Sumber Gambar: Google Percuma saja menggerutu Manusia akan jemu dengan sendirinya Berjalan bersama waktu Seolah ia menusuk dan menghancurkan Bukankah itu proses?   Waktu memberimu celah Dan perasaan memberimu keberagaman Sementara Jangan hanya berpikir bahwa manusia hanya memberimu ketidakpastian   Lantas aku yang berdiri dengan ketidaktahuan Dan kegagapan Mencari-cari alasan Bagaimana semuanya untuk tidak mesti berjalan Atau ia berjalan dengan baik-baik saja   Mungkin Berikanlah jeda tuk saat ini Bisa saja Tapi hanya ada tanpa baca titik sesampainya Tidak terpikirkan bagaimana merangkai kalimat lanjutannya