Asap
mengepul, menjalar keluar melalui celah
Beriringan
mengehantam lalu langan angin
Mengudara,
melepaskan setiap pekat hitamnya
Bebas
melayang, berhamburan tak menentu
Aku teringat kala doa yang pernah kupendam
sebelumnya, pergi menembus langit dan kembali pada genggam dua tangan yang
sedang menjulur terbuka. Doaku mengudara, memenuhi satu mimpiku yang sampai
saat ini takan kulupa. Mungkin ada pula doa lainnya yang berjalan sama,
mengalur sebuah rangkaian perjalanan panjang jauhnya sampai ia mengudara hingga
menepi pada sang Pencipta.
Beberapa kali aku lupa akan hal itu, doaku
memang kubiarkan mengudara, tapi tidak dengan cara yang sama. Lewat tangan
manusia harapanku disimpan dan terdiam sendirinya. Meski terkadang aku teringat
cara lama, sebagai manusia diriku tak ayal pelupa. Membiarkan kejadian
terus-terusan berulang pada tumpuan tanpa asa.
Kali ini aku membiarkan apapun yang ada, berjalanan pada satu garis lurus
yang aku harapkan. Seolah berharap takdir menemuinya di ujung perjalanan.
Kommentare
Kommentar veröffentlichen