Direkt zum Hauptbereich

Part II: Maaf



      Hari ini aku patut untuk bersyukur kepada-Nya, selain hujan yang terus mengguyur semenjak sore tadi dan karenanya aku bisa selalu berdoa, mendambakan sesuatu hal yang kunantikan. Aku tersenyum sepanjang malam, terutama saat perjalananku menuju rumah. Entah untuk alasan apapun aku dibuat tersenyum saat ini, terima kasih semesta.
      Berbeda rasanya dengan kemarin, kala pikiranku tak tersusun rapi pula tak menentu. Aku tersadar, terkadang aku bisa terbang sejauh mungkin atau justru tenggelam sampai ke dasar. Ya, mood-ku selalu berubah-ubah  dengan alasan berbeda dan memiliki caranya tersendiri
      Tapi sampai sejauh ini ada beberapa hal yang tak pernah mengubah prinsipku secara mendasar, beberapa termasuk salamku pada langkah bersama yang terhalang beribu-ribu benteng yang kadang aku tak tahu apa namanya benteng itu. Hanya saja selalu berjarak antara semuanya, terutama tentang perasaanmu padaku. Maaf, mungkin aku yang masih belum bisa mengalah.
      Minggu lalu aku lupa, menyelipkan namamu pada setiap doa selepas shalatku. Biasanya ritualku diakhiri dengan menyebutkanmu. Tetapi pada semua rangkaian disetiap harinya, aku mendadak lupa tak menyelipkan susunan huruf itu. Aku tersadar mungkin, doaku sedikit tergeser. Tapi bukan pada tujuan lain, selain ada selipan namamu. Melainkan keperluan lain yang aku rasa itu sedikit bisa menggeser keperluanku tentang hanya selain kamu.
      Aku minta maaf. Maaf yang sebenarnya tidak ingin aku sampaikan secara langsung. Tampak aku tersadar jelas, bila aku melakukannya pasti kau takan pernah mau tuk membalas whatsapp-ku itu. Atau mencari alasan lain, saat aku bertanya untuk mencari rindu dibalik suaramu. Tidak, kata rindu terlalu keras untuk aku sampaikan. Perasaanku hanya berbatas, sewajarnya aku berterima dengan situasi yang aku anggap kau mengaturnya. Aku baik-baik saja dengan itu. Aku hanya ingin meminta maaf saja untuk sedikit melupakanmu pada doaku minggu lalu.
      Dan aku teringat, setiap kali angka belasan muncul di salahsatu sudut di ruang otak ini. Ini desember, dan kau berulang tahun pada salahsatu tanggal belasan itu. Lagi, aku takan menyampaikan ucapan selamat secara langsung atau mencoba untuk menyapa pada ruang interaksi media. Diamku lebih baik, hanya aku yang tahu, tanpa ada yang menyadari bahwa aku sedikit berpura-pura.
      Aku tidak menaruh dendam, dendam yang berawal karena kaupun mungkin tidak selalu ingat kapan aku berulang tahun. Atau untuk sekadar mengucapkan langsungpun terakhir kali aku lupa kapan itu. Aku tidak peduli tentang ulang tahunku, tidak penting kau mau tidak sampaikan apapun. Tak peduli. Tapi, aku selalu punya tapi. Saat percakapan terakhir kita di hari sabtu, aku selalu yakin bahwa kamupun melakukan hal yang sama. Kita berinteraksi dan mencoba mengikatkan koneksi satu sama lain dengan cara yang lebih elegan. Aku selalu percaya, hingga di banyak waktu mustajab berdoa aku selalu ingat, untuk tidak melupakannmu.

Kommentare

Beliebte Posts aus diesem Blog

Satu Hari Nanti

Andai pada satu hari nanti Saat semua yang   berada di sisi Pergi berlalu dan tak dapat berhenti Satu hari nanti Jiwa ini kan merasakan mati Satu hal yang takkan pernah bisa dihindari Satu hal yang tak bisa kau enggani Satu hari nanti Saat orang yang kau sayangi pergi Akankah kau mampu berdiri tegak Tanpa merintih satupun bulir air mata Satu hari nanti Saat suara yang kau sering dengar Tak pernah terngiang pada telinga dan pikirmu Hanya ada sepi Pada setiap detiknya yang kau jalani Satu hari nanti Saat pelukan kasih sayangi Yang kau rasa semasa kau bayi Tak pernah ada tuk menguatkan perasaan hati Satu hari nanti Saat nama yang ada hanya terukir pada sebuah prasasti Menandakan kenangan itu pernah hidup Menemani perjalanan yang kau hadap Waktu terus beputar setiap detiknya Berputar kedepan hingga satu detik Detik di ujung hari Pada satu tanda yang tak semua orangpun tahu

Life Is A Journey

     Kali ini gue mau sedikit bercerita tentang salah satu kata-kata yang gue jadiin pegangan, that is " life is a journe y". Cielah sosoan pake bahasa inggris segala, kwkwkkw. Tapi gatau kenapa ya sama kalimat itu maknanya beda banget, ya asik aja gitu buat dipakenya. Jadi gaiss gue persepsiinnya hidup itu sebuah perjalanan. Itu kata-kata yang menurut gue ajib banget dah. Kenapa? Pertama, kita harus sadar loh, kalo hidup itu satu petualangan yang perjalanannya itu panjang bener dah dan itu harus banget kita jalanin, mau gimanapun alur ceritanya. Kita juga gakan pernah tau sampai kapan perjalanan itu berujung, karna kita kerjaannya cuma duduk dan bikin senyaman mungkin buat naikin pilihan kendaraan hidup kita masing-masing.      Gue gatau kenapa prinsip itu nerap banget sama pikiran gue. Tapi kalo kita telisik lagi, coba deh rasain. Kita hidup itu kaya lagi naikin motor atau kendaraan apapun itu. Kita naik kendaraan itu buat sampe ke satu tujuan ka...

Di Balik Pergerakan Satu Langkah

Pada langkah yang berjalan mundur Ia mampu tertatih walau terjegal kerikil dan pasir Pada waktu yang berputar ke belakang Ia mampu mematahkan detaknya Walau waktu terhenti sejenak Satu dari sepersekian langkah yang berjalan Beberapa langkah terlihat berjalan mundur Tak peduli kaki pada kerikil yang bertaburan Langkah itu langkah yang cukup menghantarkannya Tak terlihatkan maju dari langkah yang telah berjalan ke belakang Manusia berlarian berkejar-kejaran Mencari hal yang ia mau Bagai berlomba menyantap mangsa  Dari sekumpulan singa yang mencari rusa  Batu terbilah dihantam penggeladah Yang mencari penganan untuk hidupnya Dibalik terjalnya penghasil rupiah Dari satu kalimat kata terucap Meyakinkan ribuan paragraf  Yang menyatakan makna yang diselipkan Bahkan bila itu perlu mengindahkannya Bentuk koma terkadang menjadi pelengkap Menghasilkan jeda pada intonasi yang ditaut...