Malam
Bersama ia yang terkalut
Berdiri tertatih mencari pijakannya
Ia yang larut
Pada bisingnya cahaya malam
Manusia pergi berlarian
Mencari udara malam yang panjang
Mencari keramaian
Untuk sekadar melepaskan penatnya yang tertahan
Dibalik satu senyuman yang kian memudar
Mengepak setinggi-tingginya
Dari bisingnya yang tlah lama tak terdengar
Sunyinya terbendung
Pada satu ujung pangkal udara
Tampak ingin meraung keras ke atas
Namun tertahan kebalnya ruang sepi
Akankah ia mendengar
Saat raungan itu terlampau menjauh
Yang seolah menujukan bahwa itu untuknya
Biarkan
Udara dingin yang hanya ingin menyampaikan salamnya
Tembok dinginnya tak terlihat akan runtuh terjatuh
Biarkan
Biarkan kakimu menopang dengan pikiran acuh
Biarkan
Biarkan manusia terkatuk mengantuk
Melepasnya pergi tertidur pada malam ini
Mungkin juga ceritanya berlanjut pada malam berikutnya
Nanti, dan juga nantinya lagi
*Teruntuk perempuan yang tak lagi dalam pelukan
Kommentare
Kommentar veröffentlichen