Diam dan dingin itu
kamu
Angin lebih rendah
hatinya
Secara perlahan ia
mendekap
Dan lalu menyapa
Meskipun dingin datang bersamaan
Tapi dinginnya itu
bukan datang dari angin
Itu kamu
Yang membiarkan puisi
puisi ini
Tertuliskan sampai ribuan kata
Berujung pada tak tau
tuk apa dan mengapa
Apa kamu sama
Merindu bersama waktu
Tau ku pasti jawabmu
Tetap pada kata utama
Dan pura pura tidak
tahu
Rindu kini hanya frasa
yang terlalu hiperbola
Berlebihan saja
Tapi ini makna dan
rasa yang sebernya
Tak lagi rekasaya
Kommentare
Kommentar veröffentlichen