Direkt zum Hauptbereich

Posts

Es werden Posts vom Mai, 2022 angezeigt.

Dunia Tak Pernah Berubah

  Apa kau tahu? Apa perbedaan dunia dan bumi? Tempat yang kau pijak sekarang ini Dan kau tumbuh besar dan berkembang Sampai tiba nanti ajalmu Menyatu lagi tubuhmu yang kaku Bersama tanah sebagai selimutnya Kau sebut apa ini? Duniakah atau hanya bumi? Pikirku mendebat kedua kata ini Awal mula kurasa dunia dan bumi Hanyalah sinonim yang bermaknakan sama Serta parafrasa yang kau tuliskan Pada ceritamu dalam diari berwarna ungu itu Satu waktu pernah kau katakan Jika aku berubah Dan kusebutkan kau jua berubah Kita berada dalam keterasingan Sebab asusmsi menyudutkan perasaan Menyampingkan logika Terhitung jutaan masa lamanya Bumi terbentuk dari ledakan Yang orang sebut begitu pada teorinya Hingga adam lahir dan diturunkan ia Sampai pada masa transformasi lima titik nol Dengan segala ragamnya Bumi mungkin berubah Tapi tidak dengan dunia ini Ia tetaplah sama Berdiri tegak nan kokoh Dengan tujuan dan takdirnya Sampai takkan ada lagi yang kita sebut dunia ini Mungkin begitu pertandanya

Tanya Pada Dunia

  Belakangan ini pikirku bertanya Sebuah arti satu kata Dari apa yang kita sebut dunia Dan tentang maksud semuanya Tulisanku mungkin hanyalah sajak biasa Yang terdiri dari ragam frasa Menunjukkan tentang kebingunganku Dari apa yang ada dalam benak ini Ragam logika Mestinya mampu mencerna Semua-semua dari tanya Nyatanya, logika ini seperti hampa Tentang bodohnya aku Apa itu dunia dan isinya? Apa itu hidup ini? Bagaimana hidup itu nanti? Bagaimana perjalananku? Gambaranku yang sederhana Yang menyelipkan kata bahagia Pada bagian rangkanya Rasanya sulit kutemukan Selalu kumaknai hidup ini Tentang sebuah perjalanan panjang Dengan ujungnya kematian Serta surga atau neraka di akhirnya Sebagian pikirku menyatakan Aku tahu tentang kebenaran Tapi pikiran lain membenarkan Aku terlarut dalam kebodohan Manusia punya mimpi yang sama Hidup dalam kebahagiaan Tanpa kesusahan Tanpa keresahan Apakah benar hidup itu perlu diperjuangkan? Lantas, bila perlu kenapa? Mengapa kita perlu sampai mengais? Sam...

Tuaku

  Seperti apa tuaku nanti Mencoba menggambarkan masa Dalam ruangan imaji dan fantasi Serta terselimuti rasa ingin tahu Mungkin aku orang tua Yang membaca dengan kacamata Berjarak antara mata dan objeknya Perlu waktu tuk mencerna Perlahan aku menua dengan tubuh ini Berjalan sebentar saja mengeluhku Hanya ingin berdiam menatap angkasa Dengan kopi disampingnya Bagaimana tuaku Mendapati sebuah cerita Dengan akhir bahagia Atau merenungi masa-masa Yang telah lalu

Soreku Bercerita

  Bertemu sore Secangkir kopi tersaji Terasa hangat Mengepul asapnya dari cangkir Lembaran buku tak jauh di sampingnya Tiap helaiannya kubuka perlahan Aroma yang kurindukan Wangi akan imajinasi dalam pengetahuan Jendala kamar kubiarkan saja Mempersilahkan ia pada angin  Menyapa angin ini dan lalu pergi Saling bersahutan Gawai ramai dengan iringian Melodi yang melukiskan senja Lirik tentang suasana Yang kau sebut fana Aku kembali pada pena Menceritakan rindu Dalam bait puisi ini Bersama kata Tuk berdialektika

Tak Ada Cinta

  Tak ada cinta bagiku Yang ada hanya sebuah rasa Yang kusebut kasih Tentang menyayangi dan membagi perasaan Tak ada cinta bagiku Semua hanya tentang kata Yang terucap Dan berbeda Dalam perlakuan Aku tak suka menyebutnya cinta Ia hanya sebatas omong kosong Menjanji hal manis untuk hanya Meredakan dan meluapkan rasa Bagiku kata itu bukanlah cinta Cinta hanya eufisme atau asosiasi Sebagai tanda Mengikatkan pikirmu Dari apa yang kau sebut komitmen Bagiku rasa itu bukanlah cinta Yang kadang diagungkan halnya dewa Atau pikiranku telah buntu Karna cinta bagiku telah mati Tak berbekas