Direkt zum Hauptbereich

Posts

Es werden Posts vom September, 2018 angezeigt.

Satu Lagi Cerita Yang Acak

Andai gitar dapat kualunankan Kupetik enam ruas senarnya Mengiring nyanyian dengan irama doremifasolasi Sayangnya aku hanya menjadi seorang pecandu Pencandu yang menunggu seseorang memainkan alunannya Mencoba mengambil sehelai kertas Untuk menuliskan satu cerita menjadi satu lagu Dan tetibanya hilang sudah isi pikir Dan berubah kembali menjadi sendu Padanya sebenarnya ingin kutuliskan isi nyanyian rindu Namun bibir selalu meradang terbujur kaku dan mendadak menjadi bisu Satu cerita yang terngiang menjadi lagu Cerita acak yang berlarian pada bayang-bayang Berteriak dengan sekencangannya Menjejal dimensi seolah ingin memcahkan pintu keluar di jalan buntu

Rasa Jalan Cerita

Ratusan kata terukir pada satu suara Mengukir berbagai macam cerita Pena hitam mengentalkan lembaran putihnya kertas Entah kata apa yang akan tertuang padanya Seolah rasa ingin terkuak dengan kerasnya Mengempalkan kedua tangan dengan kuat Satu tanda yang segera menyadarkan Bahwa ukiran kata yang melayang itu tertahan Sulitkah untuk memulai menulisnya? Semua orang pasti berpikir itu mudah Tapi bagian mananya? Nampak hanya mudah tuk terucap di bibir saja Memulai itu mudah, aku setuju Hanya saja menguatkan hal yang tertanam Itu menjadi pertanyaan Melepaskan yang terbedanm dengan hati-hati Menjaga agar setiap alur ceritanya sama dan disukai Kita tentu punya pilihan yang tersedia Pada pikiran yang berkecamuk menampar keras tebalnya dinding rasa Ungkapkan, jika itu diperlukan Ucapkan, bila itu membuatmu melayang Sampai menghilang tanpa beban di ujung pertemuan Ceritakanlah nanti, bila cerita yang ditul...

Berbayang dalam Bayangan

Malam Bersama ia yang terkalut Berdiri tertatih mencari pijakannya Ia yang larut Pada bisingnya cahaya malam Manusia pergi berlarian Mencari udara malam yang panjang Mencari keramaian Untuk sekadar melepaskan penatnya yang tertahan Dibalik satu senyuman yang kian memudar Mengepak setinggi-tingginya Dari bisingnya yang tlah lama tak terdengar Sunyinya terbendung Pada satu ujung pangkal udara Tampak ingin meraung keras ke atas Namun tertahan kebalnya ruang sepi Akankah ia mendengar Saat raungan itu terlampau menjauh Yang seolah menujukan bahwa itu untuknya Biarkan Udara dingin yang hanya ingin menyampaikan salamnya Tembok dinginnya tak terlihat akan runtuh terjatuh Biarkan Biarkan kakimu menopang dengan pikiran acuh Biarkan Biarkan manusia terkatuk mengantuk Melepasnya pergi tertidur pada malam ini Mungkin juga ceritanya berlanjut pada malam berikutnya Nanti, dan juga na...